Peneliatian tradisi lisan Kanayatn ini disebut Tradisi Lisan Banua Talaga.Menueurt hasil pegamatan dan penelitian, rekaman tardisi, cerita, kisah, omong-omong, diketahui bahwa masyarakat Dayak Kanayatn yang berasal dari Bukit Talaga Kecamatan Sengah Temila mempunyai sejarah asal usul tentang terjadinya orang Dayak atau Talino ( Manusia dibumi).
Sejarah dapat dilihat berawal dari kisah cerita Ne' Baruakng Kulup ( salah satu versi cerita) yang menurunkan padi dari atas langit, ke bumi. Ne' Baruakng adalah anak Ne' Ja'ek, yang berjasa memperoleh tangkai padi untuk pertama kalinya dari seekor burung pipit, yang membawangnya diantara dua buah batu badangkop ( batu kembar) dan sekarang dapat ditemui dibukit Talaga.
Alkisah, mereka tinggal diatas (langit) . Ne' Baruakng ini yang sering turun ke bumi berkomunikasi dengan mahluk di bumi, suatu hari melihat mereka (penduduk bumi) makan kulat karakng (cendawan), yang sangat asing baginya. Secara kebetulan pula Ne' Baruakng waktu di bumi membawa butir butir putih ( yang kemudian dikenal dengan nasi).
Keadaan ini terlihat oleh mahluk di bumi. Mereka meminta dan memakannya. Terasa enak. Singkat kata, sejak saat itulah Ne' Baruakng lalu memperkenalkan padi di Bumi.
Sejak itu pula mahluk dibawah (bumi) mulai makan nasi dan meninggalkan cendawan kerang.
Kepercayaan masyarakat Talaga bahwa asal Dayak, khususnya Kanayatn( mereka sebut pula dengan Dayak Bukit) adalah atas, tempat yang serba menyenangkan dan dikenal dengan sebutan Bawakng. Karenanya, dalam setiap bentuk upacara adat para tokoh Dayak ini tidak melupakan sebuatan Bawakng ini, yang menyatakan sumber atau asal usul Dayak Kanayatn. Nampaknya tempat inilah dulunya yang merupakan asal usul keluarga Ne' Baruakng, yang sudah menjadi Talino. Melihat bukti sejarah, seperti batu badangkop di bukit Telagadapat diketahui bahwa Talaga adalah bagian dari tempat diatas (langit) atau Bawakng.
Dayak Kanayatn yang bermukim di Binua Talaga yang terdapat di kecamatan Sengah Temila kini menyebar kebeberapa Kampung ( Sahamp, Palo'atn, Aur Sampuk, Sinakin. Gombang)
Sumber : Institut Dayakologi
Sejarah dapat dilihat berawal dari kisah cerita Ne' Baruakng Kulup ( salah satu versi cerita) yang menurunkan padi dari atas langit, ke bumi. Ne' Baruakng adalah anak Ne' Ja'ek, yang berjasa memperoleh tangkai padi untuk pertama kalinya dari seekor burung pipit, yang membawangnya diantara dua buah batu badangkop ( batu kembar) dan sekarang dapat ditemui dibukit Talaga.
Alkisah, mereka tinggal diatas (langit) . Ne' Baruakng ini yang sering turun ke bumi berkomunikasi dengan mahluk di bumi, suatu hari melihat mereka (penduduk bumi) makan kulat karakng (cendawan), yang sangat asing baginya. Secara kebetulan pula Ne' Baruakng waktu di bumi membawa butir butir putih ( yang kemudian dikenal dengan nasi).
Keadaan ini terlihat oleh mahluk di bumi. Mereka meminta dan memakannya. Terasa enak. Singkat kata, sejak saat itulah Ne' Baruakng lalu memperkenalkan padi di Bumi.
Sejak itu pula mahluk dibawah (bumi) mulai makan nasi dan meninggalkan cendawan kerang.
Kepercayaan masyarakat Talaga bahwa asal Dayak, khususnya Kanayatn( mereka sebut pula dengan Dayak Bukit) adalah atas, tempat yang serba menyenangkan dan dikenal dengan sebutan Bawakng. Karenanya, dalam setiap bentuk upacara adat para tokoh Dayak ini tidak melupakan sebuatan Bawakng ini, yang menyatakan sumber atau asal usul Dayak Kanayatn. Nampaknya tempat inilah dulunya yang merupakan asal usul keluarga Ne' Baruakng, yang sudah menjadi Talino. Melihat bukti sejarah, seperti batu badangkop di bukit Telagadapat diketahui bahwa Talaga adalah bagian dari tempat diatas (langit) atau Bawakng.
Dayak Kanayatn yang bermukim di Binua Talaga yang terdapat di kecamatan Sengah Temila kini menyebar kebeberapa Kampung ( Sahamp, Palo'atn, Aur Sampuk, Sinakin. Gombang)
Sumber : Institut Dayakologi
No comments :
Post a Comment