BREAKING
  • Wisata pasar terapung muara kuin di Banjarmasin

    Pasar Terapung Muara Kuin adalah Pasar Tradisional yang berada di atas Sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

  • Perayaan Cap Gomeh di kota amoy

    Singkawang adalah merupakan kota wisata di kalbar yang terkenal . salah satu event budaya yang selalu digaungkan untuk mempromosikan kota ini adalah event perayaan Cap Gomeh.

  • Sumpit Senjata Tradisional Suku Dayak

    Sumpit adalah salah satu senjata berburu tradisonal khas Suku Dayak yang cara menggunakannya dengan cara meniup anak damak (peluru) dari bilah kayu bulat yang dilubangi tengahnya.

  • Ritual Menyambut Tamu Suku Dayak

    Ritual ini di lakukan pada saat suku Dayak menyambut tamu agung dengan memberi kesempatan sang tamu agung untuk memotong bulu dengan Mandau

Friday, February 15, 2013

Satu Sumur Minyak Pertamina di Kalimantan Untung Rp 5 Miliar/Hari

Foto: Reuters

Rista Rama Dhany - detikfinance
Jakarta - PT Pertamina memiliki ladang minyak di Kalimantan Utara, yakni lapangan Bunyu. Satu sumur minyak di lapangan ini menghasilkan keuntungan Rp 5 miliar per hari kepada BUMN migas ini.

Hal tersebut disampaikan oleh General Manager Pertamina EP Kawasan Timur Indonesia (KTI) Satoto Agustono ketika ditemui di Kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Jumat (15/2/2013).

"Di Lapangan Bunyu tepatnya di BN-18 di Kalimantan Utara, 1 sumur itu bisa menghasilkan 5.000 barel per hari, kalau dirupiahkan bisa memberikan keuntungan Rp 5 miliar per hari," kata Satoto.

Dikatakan Satoto, luas wilayah lapangan Bunyu adalah 187,5 km2, dan pertama kali dikelola dari zaman Belanda pada tahun 1901.

"Pada tahun 1957 diambil alih oleh Nlam dan Permindo, lalu beralih ke Pertamin pada tahun 1968 yang berganti nama Pertamina, dan pada 1993-1994 dioperasikan PT Ustraindo, dan pada 1995 diambil alih Pertamina kembali sampai sekarang," ungkapnya.

Saat ini, kata Satoto, produksi minyak di Lapangan Bunyu mencapai 10.000 barel per hari.

"Produksi minyak di Lapangan Bunyu mencapai 10.000 barel per hari, tapi produksi rata-ratanya mencapai 7.420 barel per hari," tandas Satoto.
(rrd/dnl)

sumber :www.finance.detik.com

==============================================================

Pengakuan General Manager Pertamina EP Kawasan Timur Indonesia (KTI) Satoto Agustono ketika ditemui di Kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Jumat (15/2/2013). : "Satu Sumur Minyak Pertamina di Kalimantan Untung Rp 5 Miliar/Hari"
---------------------------------
Kami hanya menonton, melihat dan meratapi...
Kami hanya menjadi budak....
Rumah, tanah, hutan kami di porak porandakan di depan mata kami sendiri, tapi kami tidak mendapatkan apa-apa selain sampah dan kehancuran alam yang pada akhirnya akan membawa bencana bagi kami dan keturunan kami kelak..

Mau melawan, menatang tapi selalu dibenturkan dengan UU yang sebenarnya juga di buat oleh kaum mereka untuk mensejahterkan kaum mereja juga... Sungguh Picik
Inilah hasil dari produk UU yang di hasilkan oleh pencari kekuasaan dan uang.. bukan berdasarkan keadilan..

Sampai kapan harus seperti ini,.??
Borneo luluh, lantah menjadi gersang dan sampah tapi kami masih tetap tertindas. Pendidikan, infrastruktur, kesehatan kami masih tetap SENGAJA di TERBELAKANGKAN. Kami sengaja di kubur dalam kemiskinan dan ketertinggalan agar kami tidak bisa melawan!!!

Bagian kami hanya secuil dari hasil yang di keruk. Sungguh pembangian yang tidak mausk akal...

Akankah kami harus mengibarkan bendera perang kepada Indonesia?? Atau apakah kami harus Merdeka..??? Kalaupun itu adalah jawaban dan jalan yang harus ditempuh demi keadilan dan kemakmuran Borneo kami siap menjawab tantangan itu..!! MERDEKA...!!!!!

The New Generation Of Dayak
Bonny Bulang

INSPIRASI DARI JANTUNG BORNEO

Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata.!!

SAKSIKAN..!!
INSPIRASI DARI JANTUNG BORNEO

Mencari persamaan akan lebih mendamaikan ketimbang mengotak-atik perbedaan. Ini lah yang menjadi kepercayaan masyarakat di dataran tinggi, jantung Borneo, alias Pulau Kalimantan.

Di Dataran tinggi itu ada masyarakat yang mengaku satu leluhur, satu rumpun, dan satu adat. Meski sebuah garis adminitrastif telah memisahkan mereka sebagai masyarakat di dua negara yang berbeda, namun mereka bisa menciptakan sebuah harmonisasi hubungan yang saling menguntungkan. Mereka adalah masyarakat negara Indonesia di wilayah Krayan, Nunukan, Kalimantan Timur dan masyarakat di wilayah Sarawak dan Sabah, Malaysia

Sejak November 2006, masyarakat adat dari kedua negara Malaysia dan Indonesia, telah mendeklarasikan terbentuknya sebuah forum adat dataran tinggi Borneo (FORMADAT).

Deklarasi itu menunjukkan pemikiran visioner masyarakat bahwa tanah dan masa depan masyarakat adat di dataran tinggi Borneo, walaupun secara administratif terpisah, adalah satu dan membutuhkan komitmen bersama untuk membangun penghidupan yang lebih sejahtera dan mempertahankan lingkungan yang baik.

Secara bersama-sama, mereka membangun kerjasama untuk mempertahankan budaya, tradisi, bahasa, dan hubungan masyarakat adat Dataran Tinggi Borneo. Mereka juga bersama-sama, mengembangkan usaha ekonomi yg berkelanjutan, antara lain melalui pertanian organik, ekowisata berbasiskan masyarakat, dan membentuk jaringan perdagangan yang adil.

Jadi, ketika banyak konflik terjadi antara Indonesia dengan negara Jiran Malaysia, maka kita akan melihat suasana lain di tengah masyarakat di Dataran Tinggi Borneo.

Kerukunan mereka tak hanya ditujukan bagi keharmonisan masyarakat dua negara, tapi juga keharmonisan antara manusia dan alam. Masyarakat kedua negara sepakat untuk mendorong konservasi, sungai, hutan adat, memelihara situs sejarah, dan budaya.

Adalah Lewi G. Paru, seorang ketua adat dari Krayan Selatan, yang kini dipercaya sebagai Ketua Formadat dari pihak Indonesia. Sementara dari Malaysia, ada George Sigar, tokoh dari Bakelalan, Sarawak.

Dari perbincangan host Andy F. Noya dan kedua tokoh ini, kita dapat mengambil banyak inspirasi tentang kedamaian di perbatasan, dan lebih besar lagi, tentang perdamaian masyarakat di dua negara.

Satu hal yang patut dicatat dari pengalaman kepemimpinan mereka, adalah sikap rela berkorban.

Lewi G. Paru, sebagai Ketua Adat sekaligus Ketua Formadat Indonesia, merasa bahwa akses jalan menuju perbatasan adalah infrastruktur yang harus dibangun untuk tercapainya tujuan bersama itu. Maka, ia rela menjual 300 kerbaunya, untuk pembuatan jalan di perbatasan Krayan menuju Sarawak.

Bagi, Lewi, akses itu lebih rasional, ketimbang memikirkan akses ke ibu kota kabupaten, yang masih harus ditempuh dengan pesawat perintis. Kecamatan Krayan, memang memiliki lokasi yang masih terpencil di tengah rimbunnya hutan Kalimantan. Untuk menuju ke sana, kita harus menggunakan jasa pesawat perintis dari kota Tarakan, Kalimantan Timur.

Selain bekerja sama dalam bidang ekonomi, FORMADAT juga memiliki misi untuk melestarikan budaya adat Lundayeh se-Dataran Tinggi Borneo.

Untuk memenuhi misi itu, mereka membangun Cultural Field School (CFS), sebuah lembaga pelestarian seni budaya yang secara berkala memberikan pelatihan pada generasi muda.
Inilah sebuah gambaran tentang harmoni yang indah di perbatasan dua negara. Bayangkan, jika di setiap titik perbatasan ada kedamaian seperti ini, betapa kehidupan di bumi ini akan penuh suka cita. Tak ada permusuhan yang ada hanyalah harmoni bagi manusia dan alam semesta.

#Acara: Kick Andy On The Location di MetroTV
#Tema : Isnpirasi Dari Jantung Borneo
#Hari/Tgl : Jumat, 1 Feb 2013
#Jam : 21.30 WIB
#Tayang Ulang : Minggu 3 Feb 2013
#Jam : 15.30 WIB
Jangan sampai anda lewatkan.!! Bagikan infio ini dengan yang teman sobat sebanyak mungkin.

Salam

The New Generation Of Dayak

PAGELARAN SENI DAN BUDAYA DAYAK

Merupakan kegiatan yang menampilkan berbagai seni dan budaya suku Dayak selamat 4 (empat) hari. Kegiatan ini dipersembahkan untuk pengunjung dan masyarakat luas dalam rangka promosi seni dan budaya pulau Kalimantan.

PAMERAN PRODUK POTENSI DAERAH DAN PRODUK INOVATIF DAERAH KALIMANTAN

Pameran ini akan menampilkan produk atau jasa karya kreatif masyarakat, mitra usaha, Pemerintah Daerah Provinsi, Kota, dan Kabupaten yang ada di seluruh Kalimantan serta institusi-institusi yang ada di daerah Kalimantan.

KALIMANTAN INVESTMENT FORUM; Merebut Peluang Bisnis di Kawasan Kalimantan

Merupakan kegiatan forum diskusi tentang investasi, perdagangan, dan bisnis di Kalimantan. Diikuti oleh unsur Pemerintah, pengusaha/investor daerah, Nasional, dan Internasional serta mitra usaha, mahasiswa, dan masyarakat luas dengan tema-tema yang menarik. Diselenggarakan selama 4 (empat) hari berturut-turut di lokasi PEKAN BUDAYA DAYAK 2013.

DAYAK ART CARNAVAL 2013

Merupakan ajang kreasi atau pertunjukkan kesenian dan kebudayaan dayak. Diikuti oleh kontestan antar Pemerintah Daerah maupun lembaga kesenian lainnya se-Kalimantan. Digelar dalam bentuk karnaval yang dimulai dari Tugu Monas menuju halaman parkir Istora Gelora Bung Karno dengan rute Jl. MH. Thamrin dan Jl. Jend. Sudirman Jakarta yang bertepatan dengan Car Freeday.

DAYAK INNOVATION AWARD 2013

Merupakan ajang kompetisi dan penghargaan kepada masyarakat luas, tokok-tokoh masyarakat Dayak, mitra usaha, investor/pengusaha yang telah melakukan kegiatan-kegiatan inovatif untuk mencapai perbaikan dan kualitas hasil karyanya. Penghargaan diberikan kepada pelaku kegiatan dengan nominasi terbaik dari kategori: Kebudayaan, produk, teknologi, dan ekonomi, serta AMDAL.

DAYAK NIGHT AND FUN

Merupakan hiburan live musik bersama artis ternama Ibukota. Kegiatan ini dipersembahkan untuk pengunjung dan masyarakat luas lainnya.

SERMONIAL PEMBUKAAN

Kegiatan ini akan dibuka oleh Presiden RI / Wakil Presiden RI bersama Menteri Kabinet Indonesia Bersatu 2, Duta-Duta Besar, Gubernur, Walikota, Tokoh-Tokoh Masyarakat Dayak, Ketua Kadinda, Pelaku Usaha Nasional/Internasional se-Kalimantan. Dibuka tanggal 27 April 2013 jam 10 Pagi di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta.

Info lengkap lihat di www.pekanbudayadayak.com —

Thursday, February 14, 2013

Persatuan Olahraga Sumpit Kalbar adakan Workshop

Laporan Andreas Aan, Kontributor di Kalimantan Barat
Dalam rangka mengenalkan olahraga sumpit ke masyarakat luas, dan mengangkat level olahraga sumpit ke tingkat yang lebih tinggi seperti cabang-cabang olahraga populer lainnya. Persatuan Olahraga Sumpit Kalimantan Barat bekerja sama dengan PNPM Mandiri "Pabayo Gagas" Bagak Sahwa dan Gerakan Peduli Masyarakat (GPM) Kota Singkawang mengadakan workshop dengan tema " Olahraga Sumpit Menuju PON dan OLIMPIADE". 

Workshop dilaksanakan pada hari Sabtu malam tanggal 2 Februari 2013 bertempat di Parauman Dayak Salako Nyarumkop, Kota Singkawang. Sebagai pembicara Leo Dedy Anjiu, ST, MT dengan Moderatornya Andreas Aan, AMd. para peserta yang hadir berasal dari atlet sumpit Persatuan Olahraga Sumpit Kota Singkawang, Persatuan Olahraga Sumpit Kota Pontianak, Persatuan Olahraga Sumpit Kabupaten Sambas, Persatuan Olahraga Sumpit Kabupaten Sanggau, Persatuan Olahraga Sumpit Kabupaten Bengkayang, Persatuan Olahraga Sumpit Kabupaten Sekadau, Team Sumpit Alas Kusuma (Tosaka) Kubu Raya dan Kontingen sumpit dari Kabupaten Sintang. 

Kegiatan yang baru pertama kalinya diadakan ini dimulai dengan sambutan dari Marsianus Kodim sebagai Ketua GPM Kota Singkawang dan dilanjutkan oleh Paulus Ricky mewakili PNPM Mandiri "Pabayo Gagas" Bagak Sahwa. dengan diadakannya workshop ini Dedy berharap Olahraga Sumpit sudah tidak lagi hanya sebagai olahraga yang bersifat tradisional, yang cuma ada pada event-event budaya dayak saja, namun lebih dari itu olahraga sumpit sudah harus mendunia seperti cabang-cabang olahraga yang lebih dulu populer. 

Untuk di luar negeri sudah ada induk organisasi olahraga sumpit atau yang lebih umum dikenal sebagai blow gun, seperti di Amerika Serikat yaitu American Metis Blowgun Association (AMBA), di Prancis induk organisasinya FSBA (France Sport Blowgun Association) di Jerman sendiri namanya Deutscher Sport Blasrohr Verein (DSBV), dan masih banyak lagi Negara di Eropa yang sudah ada Induk Organisasinya seperti di Australia, Belanda, Belgia. untuk di Asia dijepang dikenal dengan IFA (International Fukiyado Association), di China ada CSBA (China Sport Blowgun Association) dan dimalaysia dikenal dengan MSBA. 

Untuk di Indonesia kita belum ada induk organisasinya dan ini yang menjadi kendala kita untuk berkembang, karena untuk memiliki induk organisasinya minimal kantornya harus di Ibukota Negara yaitu Jakarta. tentunya kita sangat berharap organisasi Adat dan kebudayaan seperti MADN dan DAD dapat membantu mencarikan solusi terbaik bagaimana olahraga sumpit ini cepat berkembang dan bisa memiliki induk organisasi di pusat, karena selama ini cuma dari persatuan olahraga sumpit kalbar yang lebih aktif dan kurang mendapat perhatian dari 2 lembaga diatas. 

sebagai langkah awal tentunya harus ada induk organisasi olah raga sumpit untuk mewadahi persatuan-persatuan olahraga sumpit yang ada di daerah-daerah, karena bukan hanya kita di kalimantan saja yang berharap olahraga sumpit ini bisa masuk Olimpiade, namun dari negara-negara diluar negeri yang sudah ada induk organisasinya pun berjuang juga agar olahraga sumpit (blowgun) bisa berlaga di tingkat internasional seperti olimpiade.
 
Copyright © 2009-2013 Cerita Dayak. All Rights Reserved.
developed by CYBERJAYA Media Solutions | CMS
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Flickr YouTube