BREAKING

Sunday, October 30, 2011

Mengabaikan Ritual Adat, Pembukaan Jalan Memakan Korban Jiwa

CERITA DAYAK - Pembukaan jalan baru Mamagan Rabu (19/10/2011) memakan korban jiwa. Kejadian bermula ketika Neneng Wandi (9) pelajar SDN 13 Rangkang Bengkayang yang baru pulang dari seokalah dan bermain-main mengikuti bulldozer yang sedang bekerja tanpa pengawasan.

Peteka tidak bisa dihindari Wandi tewas ditempat dengan wajah tak beraturan setelah tergilas bulldozer. Hasil visum bocah yang masih menggunakan seragam sekolah tersebut tewas dengan luka di kepala. Matanya pecah dan bentuk wajah serta kepala tidak beraturan. Siku lengan kanan patah, kemudian terdapat bekas ban bulldozer di bagian perut, paha dan betis. Seperti yang dikutib dari Equatot Online kamis (20/10/2011).

Fabianus Oel SPd, Ketua Pajanang Adat Dayak Banyadu Kabupaten Bengkayang saat di hubungi Cerita Dayak via telpon seluler membenarkan hal itu. 

“Saya rasa ketika pembukaan pertama mereka mengabaikan ritual adat. Kalau menurut Adat Dayak Benyadu ketika kita mau membuka lahan atau jalan baru maka kita harus melakukan ritual TULAK BALA yakni kita permisi dan minta ijin kepada penghuni wilayah tersbut supaya mereka pindah ketempat lain. Ini Kalimatan bukan Jakarta yang bisa seenaknya sama tanah atau hutan tanpa permisi ” terang Oel sapaan akrabnya.

Lebih lanjut Oel menjelaskan bahwa alam ini tempat hal-hal yang ditempati yang tidak dapat dilihat dengan kasatmata juga. Hal ini yang sering dilupakan orang. Bukan hanya pengerjaan jalan saja, kegiatan lain seperti bangun rumah sekolah maupun lainnya. Supaya dalam pengerjaannya tidak dapat menimbulkan korban jiwa. *BB

1 comment :

 
Copyright © 2009-2013 Cerita Dayak. All Rights Reserved.
developed by CYBERJAYA Media Solutions | CMS
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Flickr YouTube