BREAKING

Wednesday, February 2, 2011

Habitat Jadi Perkebunan, Tambang dan Ilegal Logging Orangutan di Hutan Matan Hilir Selatan Terancam


ORANGUTAN: Orangutan Kalimantan di habitatnya. Terancam punah akibat pembukaan areal perkebunan, tambang dan illegal logging.ISTIMEWA
Sebagian besar hutan di Kecamatan Matan Hilir Selatan merupakan hutan rawa dataran rendah yang tersebar dibeberapa desa. Kawasan ini merupakan tempat tinggal orangutan dan satwa lainnya. Andi Chandra, Ketapang


SURVEY yang dilakukan oleh Yayasan Palung di daerah Pematang Gadung dan Desa Sungai di dapat informasi dan data ada beberapa desa bisa di jumpai habitat dan populasi orangutan di alam bebas. Itu termasuk wilayah-wilayah yang sekarang telah menjadi areal perkebunan sawit, pertambangan, dan transmigrasi. “Keberadaan orangutan sebagai salah satu satwa dilindungi yang terancam punah sudah cukup memprihatinkan terutama habitat dan populasi Orangutan yang berada di luar kawasan konservasi,” ujar Petrus Kanisius, dari Yayasan Palung.

Adapun ancaman terhadap habitat lebih disebabkan maraknya pembukaan areal perkebunan pertambangan dan pemukiman, illegal logging. Modus Illegal logging yang terjadi di Kecamatan Matan Hilir Selatan adalah dengan cara memanfaatkan kayu yang masih dalam bentuk tegakan maupun di areal land clearingsalah satu perusahaan perkebunan sawit. Semakin besarnya kebutuhan masyarakat akan lahan pertanian dan perkebunan dengan sumber daya alam yang terbatas, maka semakin meningkat pula ancaman keberadaan dan kelangsungan Orangutan untuk hidup. Para pekerja kayu (logger) baik di Kecamatan Matan Hilir Selatan kebanyakan berasal dari masyarakat lokal terutama masyarakat desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan.

“Hasil investigasi ditemukan kebanyakan para pekerja kayu berasal dari Desa Sungai Pelang, Desa Sungai Besar, dan Desa Pesaguan Kanan,” terangnya.Tidak hanya itu, ancaman juga terjadi pada beberapa jenis kayu diantanya adalah Punak (Tetrameristra glabra), Ramin (Gonistylus bancanus), Meranti (Shorea sp), Nyatoh (Palaquium sp), Medang (Litsea sp), Geronggang (Cratoxylum arborescens), Prepat (Soneratia alba), Menggeris (Compasia exelsa), Keruing (Dipterocarpus sublamelatus) yang digunakan untuk bahan bangunan dalam bentuk papan dan tiang, Bedaru, yang digunakan untuk bahan bangunan dalam bentuk papan dan tiang, biasanya juga untuk mebel.

Kecamatan Matan Hilir Selatan saat ini berjumlah 10 Desa. Sedangkan habitat dan populasi Orangutan terdapat di Desa Sungai Pelang, Desa Sungai Besar, Desa Pematang Gadung, Desa Pesaguan Kanan dan Desa Kemuning Biutak. Hutan di beberapa desa di Kecamatan Matan Hilir Selatan sebagian besar merupakan hutan rawa gambut dan menjadi tempat yang nyaman bagi Orangutan untuk berdiam. Hasil investigasi yang pernah dilakukan sejak tahun 2004-2010 di Kecamatan Matan Hilir Selatan teridentifikasi 14 kasus pemeliharaan Orangutan yang dilakukan masyarakat (Data Yayasan Palung 2010-2011). Kasus pemeliharaan itu sebagian besar Orangutannya di dapat dari wilayah hutan di beberapa desa di Kecamatan Matan Hilir Selatan. (*)

sumber : www.pontianakpost.com

2 comments :

  1. Mantab bos,...ini baru blogger yang melestarikan ciri khas dayak sebagai salah satu kekayaan bangsa yang memang patut dan harus selalu kita banggakan, teruslah menulis, buatlah kaum kita bangga dengan artikel berkualitas di blog anda, salam blogger..

    ReplyDelete
  2. Hanya satu kata: Prihatin!
    Pembukaan lahan untuk perkebunan, tambang, dan illegal logging hanya untuk kepentingan orang tertentu saja. Kehidupan yang sesungguhnya sudah tidak dihargai lagi. Ekosistem hancur. Masyarakat adat pun terancam.

    ReplyDelete

 
Copyright © 2009-2013 Cerita Dayak. All Rights Reserved.
developed by CYBERJAYA Media Solutions | CMS
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Flickr YouTube