BREAKING

Tuesday, March 8, 2011

Naik Tingkat Sang Boretn Junior Prosesi Ritual Barumpe Mayang


Laporan Yogi Pusa, Warga Desa Balai Semandang
SUPRIYADI (36) warga Balai Semandang, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, mungkin termasuk satu dari sedikit orang yang masih menjaga tradisi warisan nenek moyang orang Dayak. Hingga saat ini, dia masih setia menjalani panggilan sebagai boretn dalam bahasa setempat.
Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, boretn kurang lebih berarti dukun. Panggilan menjadi dukun tidaklah terjadi sembarangan, karena menyaratkan seseorang memiliki keahlian yang melebihi orang-orang biasa.
Dia harus menjalani berbagai tahapan, hingga tiba saatnya barumpe atau "pelantikan" untuk mencapai mayang tiga puluh. Prosesi puncak barumpe untuk naik ke tingkatan yang lebih tinggi berlangsung Sabtu (19/2) lalu di kediaman Supriyadi di Dusun Gang Pasir, Desa Semandang Kiri.
Ritual barumpe yang sebenarnya telah dimulai beberapa hari sebelumnya, dengan iringan alat musik tradisional seperti ketawak (sejenis gong) dan gendang yang tak henti-hentinya. Prosesi ini juga diiringi dengan rayah, yakni nyanyian berupa syair-syair mantra dalam bahasa Dayak Semandang.
Ritual barumpe dipimpin seorang boretn senior selaku Pak Umpe. Tata urutan barumpe dimulai dengan persiapan bagi seorang borent yang akan dilantik. Dia duduk di sebuah balai bambu berlatar kain putih, di dampingi seorang pabayu atau asisten.
Pak Umpe melakukan atraksi mengelingi taman bersama beberapa borent lainnya. Dalam acara sakral yang penuh ritual magis ini, borent senior melakukan pencucian dan pembersihan terhadap borent yang akan dilantik.
Mula-mula borent senior mengambil mayang (bungan pinang yang masih kuncup) serta membaca mantra-mantra. Setelah itu, mayang segera di-rumpe atau dipukulkan sampai berderai ke atas kepala boretn yang sedang dilantik.
Pabayu dan sejumlah tetua yang telah ditunjuk juga melakukan rumpe. Ini sebagai bentuk pernyataan pada khalayak umum, seorang borent telah naik tingkat dan bisa dimintai bantuan mengobati orang-orang yang sakit.
Semakin tahun, jumlah borent kian menurun. Padahal, "profesi" ini tak semata sebagai dukun, melainkan bentuk pewarisan kearifan tradisi seperti melestarikan sastra lisan, penggunaan obat- obatan tradisional, serta upaya penyembuhan penyakit yang tak terdeteksi medis modern. (*/end)
sumber : Pontianak Tribun

No comments :

Post a Comment

 
Copyright © 2009-2013 Cerita Dayak. All Rights Reserved.
developed by CYBERJAYA Media Solutions | CMS
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Flickr YouTube