Biasanya kalau sebuah keluarga ada yang mempunyai anak gadis atau pemuda yang sudah akil baliq, maka kedua orang tuanya mencari padanan untuk jodoh anaknya lewat perantaraan orang tua yang bias meramal pernasiban hidup kedua anak mereka dihari esok.
Menurut orang-orang tua dahulu, ramalan jodoh ini didapat sewaktu nenek moyang mereka bertemu dan berkenalan dengan peramal bangsa Arab dan Cina.
Nilai-nilai huruf yang dipakai adalah berdasarkan aksara Arab, sedangkan jenis binatang berdasarkan nama-nama binatang menurut agama Budha. hanya saja ada sedikit perbedaan, sbb :
No. | Versi Maanyan | Versi Budha |
1 | Tikus | Tikus |
2 | Lembu | Lembu |
3 | Harimau | Harimau |
4 | Kancil | Kelinci |
5 | Naga | Naga |
6 | Ular lidi | Ular |
7 | Kambing | Kuda |
8 | Kuda | Kambing |
9 | Kera | Kera |
10 | Ayam jantan | Ayam jantan |
11 | Anjing | Anjing |
12 | Babi | Babi |
Nilai Aksara
Huruf | Nilai |
huruf hidup (a, i, u, e, o) | 1 |
ba=ba, n=nun | 2 |
g=ga, c=ca, j=ja, ng=nga, ny=nya, z=za | 3 |
d=da, f=fa, k=ka, m=mim, p=pa, t=ta, q=ka, ya=va | 4 |
h=ha | 5 |
w=wau, l=lam | 6 |
r=ra | 8 |
y=ya | 10 |
s=sin | 12 |
Mencari jenis binatang menurut nama, misalnya :
Ali Sudiman
Ali (a=1, li=6) Sudiman (s=12, d=4, m=4, n=2) jumlah seluruhnya 29
Neni
Neni (n=2, n=2) jumlah seluruhnya 4
Nama Ali Sudiman adalah 29, ini lebih besar dari 12 yaitu nama dari binatang yang terdapat dalam daftar. Untuk menentukan jenis binatang yang tepat ialah dengan mengurangi kelipatan 12, sehingga diperoleh : 29-12-12 = 5 (naga liar)
Nama Neni adalah 4, ini lebih kecil dari angka 12, sehingga binatang orang yang bernama Neni : 4 (kancil jinak)
Kalau dijodohkan kedua orang ini akan menjadi : 29 + 4 = 33
Untuk meramal nasib perkawinan kedua orang ini, jumlah angka 33 itu dibagi berturut-turut dengan bilangan 3 ; 5 ; 7, yaitu tiga periode pengalaman perjalanan hidup mereka.
- Masa Pertumbuhan
- Masa Pembinaan
- Masa Akhir hari perkawinan mereka atau masa tua mereka
Ketiga periode itu tidak ditentukan lamanya, hanya dapat dirasakan sedang periode mana yang dialami.
Nasib Ali Sudiman dan Neni pada :
- Masa Pertumbuhan ialah 33 dibagi 3 = 3
Angka 3 diperoleh karena bilangan 33 habis dibagi 3
- Masa Pembinaan ialah 33 dibagi 5 = 3
Angka 3 diperoleh karena bilangan 33 bila dibagi 5, sisanya 3
- Masa Akhir ialah 33 dibagi 7 = 5
Angka 5 diperoleh karena bilangan 33 bila dibagi 7, sisanya 5
Maka pada masa pertumbuhan keadaan lahiriah kehidupan mereka dalam suasana tenang karena angka 3 yang pertama menandakan Luau atau Baruh, yaitu kehidupan yang tenteram karena mereka mencukupi dalam bidang ekonomi.
Selanjutnya diikuti angka 3 yang kedua menandakan Baruh lagi yang mengggambarkan kehidupan mereka lebih mantap lagi.
Yang terakhir angka 5 menandakan Bulan karena kehidupan mereka sudah mantap maka keadaan rumah tangga mereka dihormati oleh orang –orang disekitar lingkungan bekerja atau tempat tinggal mereka.
Arti dari berbagai nilai yang dihasilkan oleh bilangan 3, 5, 7 pada masing-masing periode
Arti angka | Bobot | Keterangan |
1 yang pertama | Sasawi darat | Dalam keadaan sulit seperti sawi yang hidup didarat |
1 yang kedua | Sasawi pantai | Hidup lebih baik bagai daun sawi yang hidup dipantai |
2 yang pertama | Habu tunggul atau Debu tunggul | Dalam keadaan sulit seperti debu yang terdapat pada tunggul |
2 yang kedua | Habu dapur | Dalam keadaan lebih baik seperti debu yang terdapat didapur |
3 yang pertama | Luau/Baruh | Sejuk seperti air yang terdapat dirawa. Suatu kehidupan yang tenang tanpa gangguan apapun |
3 yang kedua | Baruh/rawa luas | Kehidupan yang lebih baik lagi |
4 yang pertama | Mantiri suka | Dalam keadaan sukacita, baik suka anak ataupun milik. Kehidupan yang ditunjang oleh banyak anak. |
4 yang kedua | Suka anak Suka milik | Kehidupan yang lebih meningkat karena anak |
5 yang pertama | Bulan | Kehidupan seperti bulan dilangit. Rumah tangga menjadi panutan orang. |
5 yang kedua | Bulan purnama | Kehidupan yang lebih menjadi panutan orang banyak. Bila didahului angka 1 dan 2 maka Menjadi Bulan Kelam kecuali didahului 3, 4, 5 |
6 | Parupuk katunungan | Kehidupan yang sulit laksana kayu lapuk, kecuali Didahului oleh nilai yang baik. |
7 | Gudang gedung | Gedung tempat penyimpanan harta milik. Kalau didahului oleh nilai 1 dan 2 maka menjadi gudang gelap |
Dalam berumah tangga pasangan akan mengalami berbagai badai kehidupan, apakah perkawinan mempunyai jodoh, wangkar/purik, sarak/bercerai.
Dengan merentangkan telapak kiri, dihitung mulai dari kelingking sampai ketelapak tangan dimulai bilangan satu sampai tiga dijari tengah. Berturut-turut angka satu dijari kelingking yang berarti jodoh, angka dua dijari manis yang berarti wangkar atau pisah ranjang dan terakhir angka tiga dijari tengah yang berarti sarak atau bercerai.
Kemudian diulangi lagi mulai dari jari telunjuk sampai ketelapak tangan, kalau hitungan jatuh ditelapak tangan maka nasib perkawinan mengalami cobaan berat karena termasuk cerai-laut, arti kata perkawinan itu sukar menjadi rujuk walaupun beberapa kali dicoba untuk didamaikan. Sekalipun bias rujuk namun itu untuk sementara lain kali akan terjadi lagi perceraian.
Dari perkawinan Ali Sudiman dan Neni dengan jumlah aksara keduanya ialah 33. Sesudah dibagi dengan kelipatan 3 secara berturut-turut maka berakhir habis, yang berarti cerai.
Ini berarti ada dua kemungkinan , yaitu cerai hidup atau cerai mati. Karena aksara Neni Cuma 4, sedangkan Ali Sudiman ialah 29 maka kemungkinan Neni-lah yang menderita karena perceraian itu atau meninggal pada saat anak-anak mereka sedang tumbuh. Tetapi nasib Neni akan lain kalau garis kehidupan yang terdapat pada telapak tangan sebelah kirinya bagus. Kalau jumlah aksara kedua pasangan itu habis dibagi dengan kelipatan 6, yaitu jatuh ditelapak tangan, berarti sarak-tahik atau cerai laut. Kemungkinan lain ialah saat satu dari mereka menderita sakit atau lainnya tidak dihadiri pasangannya atau anak-anaknya banyak yang meninggal dunia dalam pertumbuhan.
Adapun aksara yang habis dibagi 6 ialah 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60 dst.
Orang maanyan Kuno mempergunakan perhitungan aksara ini untuk memilih dukun untuk mengobati penyakit. Dukun yang mempunyai aksara tinggi daripada pasienlah yang dipakai untuk mengobati keluarga mereka yang sedang sakit.
Kalau aksara pasien lebih tinggi dari dukun, maka ia akan menolak untuk mengobati dengan mengatakan “aku puang katuga wulu” artinya saya tidak mampu untuk menyembuhkan.
Perhitungan untuk memilih jodoh dengan cara menghitung aksara ini masih dipakai oleh orang Maanyan yang menganut Hindu-Kaharingan.
Selain perhitungan aksara juga hari perkawinan mengambil waktu bulan timbul dilangit. Bulan kelam selalu dihindari dengan maksud agar kedua pasangan itu nantinya jangan mengalami kehidupan yang kelam.
sumber : www.bahasamaanyan.blogspot.com