BREAKING
  • Wisata pasar terapung muara kuin di Banjarmasin

    Pasar Terapung Muara Kuin adalah Pasar Tradisional yang berada di atas Sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

  • Perayaan Cap Gomeh di kota amoy

    Singkawang adalah merupakan kota wisata di kalbar yang terkenal . salah satu event budaya yang selalu digaungkan untuk mempromosikan kota ini adalah event perayaan Cap Gomeh.

  • Sumpit Senjata Tradisional Suku Dayak

    Sumpit adalah salah satu senjata berburu tradisonal khas Suku Dayak yang cara menggunakannya dengan cara meniup anak damak (peluru) dari bilah kayu bulat yang dilubangi tengahnya.

  • Ritual Menyambut Tamu Suku Dayak

    Ritual ini di lakukan pada saat suku Dayak menyambut tamu agung dengan memberi kesempatan sang tamu agung untuk memotong bulu dengan Mandau

Wednesday, November 14, 2012

Penduduk Madagaskar Diyakini Berasal Dari Indonesia



Penduduk Madagaskar Diyakini Berasal Dari Indonesia   google.comPeta Madagaskar
PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Sebagian penduduk Madagaskar, sebuah negara di Afrika, diyakini berasal dari Indonesia. Penduduk itu disebut suku Merina dengan bahasa yang mirip Dayak Maanyan. Masyarakat Merina dan Maanyan memiliki ribuan kosa kata yang sama.
Kami berencana melakukan penelitian dan pengumpulan data tentang kesamaan suku Merina dan Maanyan. Langkah itu akan dilaksanakan dengan verifikasi.
-- Lasro Simbolon
Menurut Direktur Afrika, Kementerian Luar Negeri, Lasro Simbolon di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (13/11/2012), pihaknya berencana melakukan penelitian dan pengumpulan data tentang kesamaan suku Merina dan Maanyan. Langkah itu akan dilaksanakan dengan verifikasi.
"Mungkin kami akan melibatkan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Jadi, informasi tidak hanya berasal dari perpustakaan," ujarnya. Penelitian diharapkan dapat membuat hubungan antara Indonesia dengan Afrika khususnya Madagaskar, semakin erat.
Hubungan sosial budaya Merina dan Maanyan tercermin melalui kontak kedua pihak sekitar 1.200 tahun lalu dengan misi dagang dari Indonesia ke Madagaskar. Bukti kontak budaya misalnya ditunjukkan dengan bahasa Malagasy yang dipakai Merina. Malagasy punya k aitan erat dengan bahasa-bahasa Malayo-Polynesia.
Malayo-Polynesia digunakan penduduk Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Tapi, Malagasy amat mirip dengan bahasa Maanyan, tutur Lasro. Sebagai contoh, kata belum memiliki arti yang sama dengan bรงlum dalam bahasa Malagasy. Sistem bercocok tanam khususnya padi kedua suku itu juga menunjukkan persamaan.

sumber : kompas.com
Editor :
Robert Adhi Ksp

Thursday, November 8, 2012

Tokoh Dayak Menentang Pemberian Gelar bagi Jupe

Rabu, 7 November 2012 19:47 WIB
Metrotvnews.com, Kotabaru: Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) memprotes pemberian gelar Intan Garinda terhadap Julia Perez (Jupe). Gelar tersebut diberikan tokoh adat Dayak di Kalimantan Tengah.

Wakil Majelis Adat Dayak Nasional Haspan Hamdan di Kotabaru, Kalimantan Selatan, Rabu (7/11), menyebut pemberian gelar kepada Jupe sangat tidak objektif dan tidak profesional, dan keliru. Bahkan, kata dia, merendahkan martabat orang Dayak di Kalimantan.

Pemberian gelar bangsawan bagi masyarakat Dayak, kata Hamdan, tidak gampang. Seseorang harus melewati proses yang sangat objektif melalui musyawarah. Menurut dia, pihak penerima gelar harus punya integritas yang tinggi serta kontribusi yang luar biasa terhadap masyarakat adat.

"Saya selaku tokoh adat Dayak di kalimantan sekaligus sebagai Wakil Sekjen Majelis Adat dayak Nasional Wilayah Kalsel mengecam sekaligus keberatan atas pemberian gelar kepada Jupe itu," tegasnya.

Kepada pihak pemberi gelar, Hamdan berharap, segera mencabut pemberian gelar tersebut sekaligus meminta maaf kepada seluruh masyarakat Dayak di Kalimantan.

Hamdan mengungkapkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan MADN, langkah-langkah yang akan dilakukan terkait pemberian penghargaan tersebut. "Kami masih mencari informasi apa yang menjadi dasar sehingga salah seorang tokoh adat di Kalteng itu memberi penghargaan kepada Jupe," imbuhnya.(Ant/TII)

Pemberian Gelar untuk Jupe Menuai Kecaman

PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Pemberian gelar Nyai Intan Garinda untuk aktris, penyanyi, dan model iklan Julia Perez saat berkunjung ke Kalimantan Tengah, menuai kecaman.
Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng menyampaikan keberatan, dan menuntut gelar perempuan yang kerap dipanggil Jupe itu dicabut.
Ketua DAD Kalteng, Sabran Achmad, di Palangkaraya, Rabu (7/11/2012), mengatakan, Jupe datang ke Kalteng untuk melakukan pengambilan gambar. Kegiatan untuk pembuatan film berjudul Perawan Dayak itu tak diketahui DAD Kalteng. Demikian pula Pemerintah Kabupaten Katingan dan Pemerintah Provinsi Kalteng.
Citra Jupe di mata sebagian masyarakat juga miring. Sebelumnya, Jupe melakukan pengambilan gambar di Desa Tumbang Manggu, Kecamatan Sanaman Mantikei, Kabupaten Katingan, Kalteng, pekan lalu. Dalam kegiatan itu, ia menerima gelar dari damang (tokoh adat) setempat.
"Kami menolak pemberian gelar itu. Pemberian gelar diberikan tak sesuai ketentuan yang berlaku, sehingga dinilai melecehkan dan tidak baik," kata Sabran.
Karena itu, DAD Kalteng juga tak ingin film yang dibintangi Jupe beredar, baik di Indonesia maupun Kalteng.
Menurut Sabran, pihaknya sedang mengusut alasan pemberian gelar untuk Jupe. Namun, sanksi untuk pemberi gelar belum ditetapkan.
"Hukuman itu harus diputuskan melalui sidang adat. Kami khawatir, jika diedarkan, film akan menimbulkan kesan negatif terhadap masyarakat Dayak," katanya.
 
Editor :
Agus Mulyadi

 
Copyright © 2009-2013 Cerita Dayak. All Rights Reserved.
developed by CYBERJAYA Media Solutions | CMS
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Flickr YouTube